Belajar Traveling ala Cowok melalui 5 Buku Ini!
Ada satu kalimat mengeluarkan bunyi, "Dunia ini seperti buku. Siapa juga yg tak bertamasya bagai sekedar baca halaman sebelumnya." Iya, sich, bertamasya itu penting, kok. Tak sebatas buat refreshing, berjalan-jalan juga dapat membuat lo memperkaya pengetahuan serta buka ingatan mengenai dunia serta manusia.
Peranan buku buat wisata bukan jadi pembanding doang, kok. Biar lo dapat memetakan tempat yg akan lo singgahi serta nyiapin beberapa hal sebelum bertamasya (terhitung mental), lo mesti belajar serta cari kabar cerita wisata dari orang yg sudah mempunyai pengalaman. Tekniknya, ya, baca buku yg dicatat oleh beberapa turis serta beberapa penulis profesional.
Nah, buku apa saja, sich, yg akan memberikannya lo ide serta pelajaran mengenai bagaimana caranya bertamasya yg cowok sekali? Yuk, selekasnya mencari serta baca buku-buku ini!
1. Around the World in Eighty Days (Jules Verne)
Tidak sama sama buku wisata umumnya, buku ini yaitu buku bertajuk wisata yang disebut fiksi, bukan narasi turis spesifik. Bahkan juga, banyak narasi dalam buku karangan Jules Verne ini yg susah dijadiin fakta. Buku ini ceritakan mengenai Phileas Fogg, seseorang cowok tajir asal Inggris yg taruhan sama teman-temannya jika ia dapat memutari dunia dalam 80 hari.
perjalanan dalam buku ini beraneka serta berlangsung di sekian banyak negara yg tidak sama. Perjalanan ala Fogg yaitu perjalanan yg betul-betul diinginkan oleh beberapa turis: kenalan dengan budaya-budaya baru, selesaikan permasalahan, menantang penjahat, serta temukan beberapa hal untuk memperkaya pengetahuan lo. Walaupun fiksi, buku ini sesuai buat menyemangati lo waktu wisata. Dengan baca buku ini, lo akan gairah buat belajar soal baru, bukan sebatas berjalan-jalan nikmatin panorama.
2. The Geography of Bliss (Eric Weiner)
Apa faktor lo bertamasya? Mau bisa gagasan buat kontent sosial media? Kerjaan? Kegemaran? Atau, kenalan sama beberapa orang baru? Nah, faktor Eric Weiner, penulis buku ini, tak lain yaitu ingin cari satu negara yg memuaskan.
Pencariannya tuntut ia berpindah-pindah negara, di mulai dari sekian banyak negara di Eropa, Asia, hingga sampai Timur Tengah. Cowok asal Amerika Serikat ini menyoalkan apa yg membuat satu orang bahagia? Apakah ada hubungan dengan letak geografis atau keadaan cuaca?
Sehabis bertualang kesana kesini, Weiner nemuin jika bukan letak geografis yg merubah kebahagiaan, tetapi bagaimana caranya seorang melihat hidup. Yap, bertamasya juga dapat membuat lo bertambah bijaksana juga. Maka dari itu, buku ini ada kemungkinan ide lo buat berkontemplasi waktu berlibur.
3. Wind Pembalap (Jeffrey Polnaja)
Motor serta cowok sudah seperti suatu hal yg tak dapat dipisahin. Ada sensasi spesifik berjalan-jalan dengan motor, melawan angin, debu, serta ultimatum lain tanpa ada batas jendela. Asik! Lebih asik jika berjalan-jalan keliling dunia gunakan motor. Dengan cara nyali serta fisik, cowok petualang yg dapat ngelakuin perihal itu sudah tak butuh diraguin . Berikut apa yg di kisahkan Jeffrey Polnaja dalam Wind Pembalap.
Yap, sang penulis buku ini kondang sebab memutari dunia dengan moge alias motor gede. Bayangin, keliling dunia, loh! Walaupun tampil gahar serta tak mengenal takut, Polnaja sudah pernah rada ciut nyalinya cocok punya urusan dengan tepian. Punya urusan sama imigrasi memang sulit. Soalnya, pemeriksaannya ketat, ditambah lagi kantor imigrasi itu berada pada tepian serta memiliki bentuk tak seperti kantor. Ini membuat Polnaja lupa ngedaftarin motornya. Ia juga memiliki masalah sebab dikira penyusup.
Tak sekedar itu, ia sempat pula hampir ditembak di Afghanistan dikarenakan dikira mata-mata. Tampilan Polnaja memang gahar seperti agen IMF. Jadi, lumrah saja ia dikira beresiko. Walaupun sebenarnya, aslinya, ia yaitu orang yg hangat.
Nah, lo ingin membuat nyali sebelum bertamasya? Atau, lo ingin mencari ide wisata yg tidak sama? Lo dapat sekali baca buku ini. Ditanggung, habis baca buku ini, lo akan lebih semangat bertualang serta tak takut-takut .
4. Meraba Indonesia (Ahmad Yunus)
Masih berkenaan sama motor, seseorang wartawan terlepas bernama Ahmad Yusuf pergi menjajaki Indonesia berbarengan Farid Gaban, seseorang wartawan senior. Penjajakan ini mereka namakan Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa. Khasnya, mereka berdua menjelajahi dengan Honda Win 100 cc yg jauh dari kata sangar serta modern. Jangankan menjelajahi Indonesia, orang saja mungkin mikir-mikir menjelajahi Jawa atau lintas kota yg jauh gunakan sepeda motor ini.
Bukan sekedar keberanian yg akan menimbulkan inspirasi lo. Mereka pun nemuin pelbagai ragam potret kehidupan orang Indonesia dari Sabang hingga sampai Merauke. Bukan sekedar yg indah doang, dan juga yg memilukan, semua dirangkum dengan data riwayat pelbagai tempat di Indonesia. Foto-foto yg mereka tangkap juga ikut ditampilin sampai lo dapat merasa perjalanan mereka.
5. The Great Railway Bazaar (Paul Theroux)
Perjalanan dengan kereta itu memang enak sekali. Jika buat Viki, kesenangan memandangi tempat buat tempat dari balik jendela kereta itu susah tergantikan. Itu yang dirasain oleh Paul Theroux serta ia tuangkan dalam buku berjudul The Great Railway Bazaar. Dalam buku ini, ia bercerita perjalanannya dari London ke Tokyo gunakan kereta. Jelas bukan dengan satu kereta, tetapi pelbagai kereta di sekian banyak negara yg berlainan.
Tiap bab dalam buku ini dikasih judul sesuai nama arah kereta yg Theroux lalui. Semasing bab juga berisi ceritanya mengenai pelbagai sifat orang yg ia temukan serta narasi yg ia mengmelawan. Unik sekali, 'kan? Soalnya, tiap negara punyai situasi serta sarana kereta yg berlainan.
Theroux sendiri memang senang kereta. Dalam satu peluang, Theroux sudah pernah mengatakan faktanya bertamasya gunakan kereta. Setiap saat dengarkan suara kereta, ia selamanya mengharapkan dianya ada dalam kereta itu.
Jika lo memang cinta traveling, perlu diingat bertamasya sesuai metode yg lo kehendaki, ya. Jangan pun lupa buat merekam serta mencatat tiap soal yg lo temuin waktu wisata. Soalnya, narasi itu ada kemungkinan salah satunya arsip hidup lo serta ide buat orang. Yuk, siapin gagasan berjalan-jalan!